Selasa, 20 Januari 2015

Televisi Menyumbang Amoral



Televisi Menyumbang Amoral
Kejadian memalukan hari-hari ini tentang berbagai masalah yang dihadapi siswa. Salah satunya tindak kriminal yang dilakukan siswa. Pencurian mobil avanza yang dilakukan anak sekolahan (SM/10) menjadikan gagalnya sekolahan mendidik moral yang dimiliki anak didiknya. Kini kita harus mempercayakan kepada siapa lagi soal pendidikan, kalau sekolah yang sangat dipercaya sebagai lembaga suci yang bertujuan membentuk kepribadian saleh tidak mampu mewujudkannya. Terus kita harus percaya siapa dengan morak anak yang semakin hari semakin tidak beres dalam pergaulan?
pertanyaan tersebut memang sulit dijawab oleh sekolahan. Karena sekolah sudah gagal total mendidik siswa dan melakukan preventif  dalam penanggulangan masalah tentang moral anak dizaman modern. Kita lihat saja bermacam varian kebobrokan siswa terekam dalam berita-berita. pembunuhan, tawuran, seks bebas dan hamil diluar nikah adalah kumpulan kecil dari setumpuk persoalan yang segera harus dituntaskan sekolahan.
Sekolah kehilangan pijakan mendidik anak. Mereka lebih seringa mengajajarkan sisiwa tentang kompetitif dan persaingan yang saling mengalahkan antar siswa. Pola asuh pendidikan indonesia masih belum sadar kalau yang diterapkan oleh pendidikan indonesia masih bersifat pengkerdilan dan penaklukan.

Akhlak sendiri memiliki makna menurut imam al ghazali dalam bukunya ihya ulumuddin,, Imam al-Ghazali mendefinisikan ahklak dalam kitabnya Ihya 'Ulumuddin adalah suatu perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya, secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan atau atau direncanakan sebelumnya
Sejalan dengan gagasan moral menurut al ghazali bahwa apa yang dimak
Sekolah biasanya melimpahkan moralitas sisiwa terhadap guru agama. Guru agama semakin tercekik tujuannya mendidik ketika siswa yang ditanamkan pendidikan agama  sudah tidak sejalan dengan yang diajarkan dalam jam-jam pelajaran agama.
Pendidikan agama dinilai biang keladi dengan sejumlah kasus-kasus yang menjerat moralita siswanya. Pendidikan agama sebagai penanam moral siswa yang sejatinya membentuk sikap-sikap yang diinginkan semua orang tua, malah tidak mampu membendung pola-pola kemudaan sisiwa. Yang menurut sejumlah ahli masih labil bersikap
Lagi-lagi keotoritasan mendidik moral masih berpacu pada guru agama. Pola dikotomi melekat dalam penagajaran diindonesia. Guru non agama enteng-enteng saja kalau moral didiknya rusak. Mereka seakan tidk memiliki tanggung jawab dalam mendidik
Apalagi zaman kekinian, lalu lintas informasi dengan mudah diakses tanpa butuh waktu masa rentang. Siswa akan semakin menyalh gunakan teknologi semakin besar. Bokep-bokep merajalela dengan praktisnya mendownloag konten-konten porno beredar.
TV yang menjadi tontonan anak-anak sekolah menjadi pemasok terbesar ambrul adulnya moral anak sekolah. Ada ganteng-ganteng serigala (SCTV) hampiran sebagaian isinya memuat adegan-adegan pacaran dan sejumlah aksi kekerasan.
Parahnya lagi, film-film dengan adegan percintaan pemuda mendapat ranting tertinggi dalam dunia pertelevisian indonesia. Tv  yang menyajikan tontonan mendidik malah kehilangan penontonnya. Sehingga, acara pendidikan sulit dijumpai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar