Upacara bendera
Hari senin, ya ampun. Aku lupa kalau
ini hari senin. Aku bangun kesiangan. Ini
jatah bertugas sebagai penjaga kelas dalam upacara nanti. Wah mati aku
kalau telat. Bisa-bisa dihukum meneglilingi sekolahan tujuh kali nih. “kataku
dalam hati. Akupun cepat-cepat membuang selimut. Segera mandi, meninggalkan
semua hal-hal yang biasa aku lakukan sewaktu mandi. Biasanya kalau mandi aku
lama. Olah raga mukul seperti film crows zero ataupun melakukan pidato,
ngomong-ngomong sendiri seperti orang gila. itulah aku yang sekarang duduk di
kelas dua Madrasah Aliyah Negeri kebon wangon satu. Aku murid paling baik, kata
teman-temanku. Semua temanku kalau nyontek kepadku selalu aku kasih. Meski,
tidak tahu itu salah atau benar. Yang penting setia kawan.
Sekolahku dengan rumah berjarak satu
kilometer. Aku ketika berangkat sekolah biasanya jalan kaki. Kadang-kadang ada
teman baik hati mandek boncengke aku ke sekolah. Tapi hari ini ku rasa
aku tidak akan menemui boncengan gadis yang biasa baik hati membagi kursi
mionya kepadaku. mungkin dia sudah berangkat dulu. Ini artinya, aku harus lari
sekencang-kencangnya untuk time on ke sekolah. Ya, disiplin adalah
sesuatu hal paling aku benci. Sebab peraturan displin telah menyiksaku. Aku
jadi tidak bebas. Setiap hari harus berangkat pagi-pagi. Tidur pagi yang setiap
hari kulakukan sewaktu SMP tidak bisa lagi ku lakukan ketika sejak menginjak ke
sekolahan ini. benar-benar menyiksa. Tapi, kadang aku berfikir kalau displin
telah memberikan banyak keuntungan kepadaku. contohnya aku dapat boncengan dari
mia ketika berangkat pagi. Mia adalah teman kenalan temanku kampung. Mia
menyukai temanku. Namun, temanku hanya sebatas ingin berteman saja dengan mia. Tidak
lebih. ku akui mia orangnya gaul dan ngerti sekali tentang fashion. Temanku ku
wanti-wanti jangan mau dengannya, karena aku tahu dia sudah punya pacar.
Sebelum sampai gapura sekolah, tiba-tiba
dibelakang ada suara bel motor. “bib bib” kelason motor itu dua kali berbunyi.
Aku pun menolehkan kepala ke belakang. Ouh mia toh. Aku pun menyenyuminya.
Diapun membalas senyuman dan sapaan senyumku. Hanya senyum, yak hanya senyum
yang kita lakukan tidak ada kata yang terucap, kalaupun ada pasti akan membahas
temanku. Radil. Radil adalah teman sekampungku. Dia tidak sama sekolahnya
dengan aku dan mia. Jadi mia, sering sekali bertanya tentang dia ketika
boncengan dengan ku. Dia pun langsung melanjutkan perjalanannya dan akupun
menjumpai anak pondok tobakul sama sepertiku “TELAT”.
Banyak siiswa yang berlaraian
kulihat dari kejauhan. Ouh, mungin itu tanda kalau gerbang sekolah akan
ditutup. Semua siswa dari pondok yang berada di belakangku. Mengucapkan ayo
mlayu. Akupun mengikuti seruan itu. Seruan yang menginginkan kita ingin berada
di sekolah. Meski biasanya kalau cah pondokan tidak lepas dari adigium sekolah
hanya sebagai tempat ganti kasur alias tempat tidur pengganti. Mereka tetap
ingin mencari ilmu seperti aku,. Tidak mau dihukum apalagi dipermaluan oleh
guru BP. Tida lagi mau kena hukuman poin. Sekolahku mengenakan hukuman poin
bagi siapapun yang melanggar, untuk jumlah poin berbeda-beda tergantung berat
pelanggarannya. Kalau Cuma telat cukup dua poin saja. hukuman terberat poin
seratus yaitu melakukan tindakan asusila itupun langsung get out alias
keluar dari sekolah.
Setelah gerbang ingin ditutup satpam
sekolahan, pepi kami biasa memanggil satpam itu. Kami segera mencegah gerbang
itu. Kami menahan gerbang agar tidak tertutup. Sehingga, kami dapat masuk
sekolah dengan aman. Tidak telat. Perjuangan melelahkan karena tidak disiplin.
Setelah kebanyakan kamu sudah pada masuk, ada temanku yang sekelas, dia waknal
anak pondok yang tak jauh dari tempat kkami menimba ilmu. Wak nal ku senyumi
saja. dan aku lambaikan tangan kanannku sebagai ucapan selamat tinggal. Wak nal
malah tersenyum-senyum kesal karena telat. Hampir saja waknal bisa lolos dari
jeretan telatnya. Kalau saja, “pepi”tidak dicegah guru BP untuk membukakan
pintu gerbang. Waknal kesal sendiri kulihat dari raut wajahnya. Sambil
senyum-senyum melihat waknal aku berjalam menuju kelas membangkukan tas
punggungku.
Kelas kok kosong :”kaget “. Ouh wah
parah, upacara udah dimulai. Mau kesana atau tidak,,dengan menghitung dengan
jari-jari untuk mempertimbangkan untuk pergi upacara atau mengambil keputusan
tetap dikelas. Ouh ternyata pertimbanganku jatuh ke lapangan. Jadi, aku
langsung bergegas ke lapangan. Penasaran melihat siapa penggantiku sebagai
petugas upacara. Ouh no ”tidak, ternyata tugas yang ku emban belum ada
yang mengisi”. Kaget saat melihat kosong momplong gak ada yang mengganti
tugasku. Aku langsung berjalan cepat setengah lari. Banyak guru yang berada
dibelakang melihatku dengan tatapan tajam. Ada yang sempat guru memanggil tapi,
tidak aku hiraukan. Pura-pura tidak dengar.
Aku segera merepat keberisan tengah
kelas dua ipa. Bukan kelasku. Aku tidak tahu kelasku dimana. Yang pasti ini
bukan kelasku. Tapi karena sempat punya kenalan, teman baik saat kelas sepuluh
jadinya, aku diberi tempat istimewa. Teman-temannya pun baik padaku. Tapi,
setelah ada pengecekkan kelas oleh guru tiap wali kelas. Aku segera mencari
kelas dan mendekati tempat yang menjadi bagianku bertugas. Guru di sekolahku
sering sekali mengecek murid ketika upacara bendera. Guru akan mencatat
siapa-siapa saja yang tidak mengikuti upacara bendera, mereka akan mendapat
sanksi dari guru. Biasanya hukumannya adalah berdiri selama dua jam dan
menghormat di bawah bendera. Meski, tidak masuk pun akan mendapat hukuman, bagi
yang membawa surat hukuman itu, tidak berlaku, hanya yang bolos dan tidak
mengikuti waktu upacara. Semua ini dilakukan agar siswa atau siswi dapat
berjiwa nasionalis. Dan mmapu merespi nilai-nilai baik pancasila.
Saat guru mulai kedepan aku segera
pindah ke sisi lain, sambil mengendap-ngendap ke kelas lain. sampailah aku di
depan tempat yang menjadi tanggung jawabku
“TUGAS MENJADI PENJAGA KELAS”.aku langsung menempatkan diri di depan.
Aku menjaga kelas sepuluh lima”. Sepuluh lima dulu pada saat zamanku, adalah
musuh terkuat futsal melawan kelasku. Mereka diisi pemain TOP MAN. Mereka kini
kebanyakan menjadi TIMNAS SEKOLAHKU. Aku pun ditertwai oleh adek kelas yang
berada di belakang saat aku berdiiri saat ini. mereka berkata “mas kok telat”.
Haha,,hik hik,, banyak yang menertwakan, sampai-samapi ada yang mencubit
tanganku dari belakang. Aku tidak tahu, segera aku melihat kebelakang. Sambil
senyum-senyum malu, menggaruk-garukkan tangan ke kerambut. Aku tersenyum saja,
meanyakan kepada adek kelasku yang tak tahu namanya siapa “ dek, siapa tadi
yang jawel?” adek kelas hanya tersenyum menyembunyikan sesuatau dari ku “ gak
tahu mas, gak lihat ouk”. Senyum teros dan akhirnya aku bilang gini “shutt”
jangan banyak guyu lagi upacara bendera nih. Sambil guyonan dalam memberikan
nasehat. Tapi, mereka juga menjawab agak sedikit tidak serius “iya, mas. Its
oke”..sambil senyum.
Tiba-tiba, teman sebelahku yang
menjaga kelas sepuluh enam maju. Karena aku melihat belakang, jadi tidak tahu.
Untung adek kelas yang tepat berada sis kananku memberitahu “mas itu mas itu
maju kedepan”. Aku pun menoleh ke depan. “Ouh iya”, aku langsung bergegas maju kedepan,
saat berjalan aku menundukkan kepala agak malu karena melkukan kesalahan. Dalam
upacra biasanya kita laporan ke komandan upacra. Namun yang bertugas melapor
bukan aku jadinya hanya diam saja mendengarkan laporan kalau semua baik-baik
saja. padahal dalam kelas sepuluh yang aku jaga seluruh siswa siswinya ribut
gak genah semua “benakku berkata”. Tak berlangsung lama setelah jeritan hati
mengkritik laporan temanku, aku kembali. aku tengokkan kepalaku ke sisi dimana
banyak yang menengok sisi itu.. ada yang kena hukum guru ternyata, di jewer.
Aku gak tahu kenapa sampai kena hukum seperti itu. Itu dari kelas tiga,
temanku. Tapi tak tahu siapa disana, aku terus menanyakan kepada belakangku,
tapi bilang kagak tahu. Akupun kembali fokus melihat serangkaian prosesi
upacara. Namun hatiku tetap gusar ingin tahu siapa yang dijewer..
Tiba-tiba penasaranku terakihakan
dengan kesukaanku melihat merah-putih berkibar ditinga putih sekolahku. Aku
hormat dan menyanyikan lagu kebangsaan bareng-bareng. Kita bangga dan hikmat
menyanyikan lagu ciptaan WR. Supratman ini......lanjutnya besok-beso
lagi..(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar