Mengajarkan Bahasa
Krama Pada Anak
Pendidikan akan membentuk manusia
menjadi oran yang beradab, namun belakangan ada fenomena aneh, institusi
pendidkan malah menjadi tempat untuk memperkosa anak didiknya. Bukan hanya
secara fisik tapi, secara umum psikis menjadi serangan paling dominan
dilakukan.
Bergama cara penyerangan dilakukan
untu memberhasilkan paham masing-masing guru. Ada paham radikal, paham sekular
atau paham-paham lain yang dapat merusak keanggunan bangsa. Anak murid yang
menjadi korban tidak terasa kalau dirinya tengah dijadikan kelinci percobaan.
Doktrinasi paham akan semakin menguat ketika guru berkedok AGAMA mengajar.
Mereka akan segera menyusupi bahasa-bahasa asal tanah ARAB serta kebudayaan
ARAB atau BARAT yang menjadi kiblat fashion mereka kenakan. Maka, dari itu
perhatian siswa akan terpusat pada kebudayaan yang guru AGAMA ajarkan.
Kebudayaan lokal yang mereka miliki
semakin terkesampingkan. Ini dikarenakan banyak doktrin yang berpijak pada
budaya luar. Mereka lebih suka mengutip bahasa-bahasa luar yang dianggap
sebagai penunjukkan kalau dirinya “pintar”. Mereka para pengajar Pede
menggunakan bahsa luar dalam percakapan sehari-hari dari pada bahsa jawa asli
ataupun bahsa indonesia. untuk itu, kalau ini dibiarkan bahsa lokal seperti
bahsa jawa akan hilang tergerus bahasa asing kemudian hari.
Pak ganjar sebagai gubernur jawa
tengah telah mengeluarkan beberapa peraturan mengenai aturan bahasa daerah.
Karena apabila tidak segera dilestarikan akan berdampak terasingnya bahasa
lokal. Dan generasi muda akan melupakan bahasanya sendiri. setidaknya pak
gubernur telah memberlakukan sejak tahun 2014. Bahwa setiap hari kamis dan
jumat, seluruh elemen pemerintahan wajib berbahasa daerah. Meski, bahasa ngoko
sekalipun.
Penulis sendiri masih belum lancar menggunakan
bahasa aslinya sendiri. karena bahasa lokal kromo yang pernah penulis tempuh
lebih mengedepankan aspek formalitas dalam pembelajaran. Guru hanya mengajarkan
apa yang telah ada pada teks. LKS yang menjadi pedoman telah memetakan isi
pembelajaran. Sehingga, guru mengikuti LKS tersebut. Jadi, kreatifitas guru
tidak pernah ada. kebahasaan pada peserta didik tidak diperhatikan dengan itu,
Guru kerap mengabaikan hal itu. Mereka lebih bermuara pada penghabisan materi
semata. Padahal bahasa arab, bahasa indonesia, ataupun bahasa jawa tujuannya
agar dapat digunakan sebagai komunikasi. Agar bahasa yang disampaikan disuatau
daerah dapat dimengerti. Intinya pembelajaran bahasa apapun, untuk komunikasi.
Sayangnya, hal ini tidak pernah
disadari oleh guru. Guru menjadikan bahasa jawa hanya mata pelajaran sepele.
Pengalaman penulis dalam pembelajaran bahasa jawa. Kerap tidak seperti
bahasa-bahasa lainnya, seperti inggris dan Arab. Dalam pembelajaran bahasa
Arab, kita akan disuguhi beberapa pembendaharaan kata yang mampu kita hafal.
Ada kata benda, kerja ataupun sifat. Sedangkan untuk bahasa krama ada namun
Cuma sedikit saja. kalaupun ada kebanyakan adalah bentuk benda, seperti nama
hewan.
Bahasa krama apabila dapat diresapi
oleh masyarakat sekarang akan menambah kehalusan bersikap. Sikap halus ini
karena pembawaan bahasa krama sangat sulit marah. Ketika orang marah
menggunakan bahasa krama, yang terjadi bukan akan malah adu jotos. Melainkan,
perdamaian yang pada akhrinya. Karena bahasa krama adalah bentuk kesopanan tertinggi
dalam kebahasaan jawa. Apabila, hal ini membudaya dalam sosial kebahasaan
masyakat jawa mungkin tawuran antar geng atau pelajar dapat hangus.
Bahasa jawa kurang populer dalam
masyarakat kita. Kita harus jujur dengan hal itu.rumah tangga dalam mendidik
komunikas anaknya akan lebih mengutamakan bahasa indonesia dari pada bahasa
jawa. Memang hal itu tidak masalah demi melancarkan kebahasaan dalam
berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia. namun, bahasa indoensia sudah
menjadi bahasa komunikasi resmi di sekolah. Sehingga, penempatan bahasa ketika
di rumah alangkah baiknya anak diajarkan menggunakan bahasa jawa.
Sehingga, ketika anak diajarkan
menggunakan bahasa jawa ketika di rumah, maka akan menjadi salah satu aset
negara untuk tetap melestarikan budaya jawa yang ingin hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar