Pesantren
pencipta kesadaran
Pendidikan adalah kunci
meraih kejayaan negara dalam zaman modern semacam ini. namun sayang zaman
modern yang semakin maju, menjadikan rakyat hanya bermuara pada
materil-materil, tak jarang mereka tanpa memedulikan orang sekitar yang
menderita. Pendidikan hanya dijadikan sebagai pelancar kesuksesan duniawi dan
tidak ada lagi kondisi negeri yang ingin diperbaiki. Mereka yang pintar selalu
mencari duniawi. Akibatnya tanggung jawab sebagai pencerah bangsa kerap
terabaikan oleh keegoisan sendiri.
Pendidikan harus bebas
dipahami, bukan lagi selalu terkait dengan nama sekolah. Pendidikan bisa juga
bisa didentika dengan pondok pesantren. Institusi yang tela lama terbangun oleh
masa-masa pra sejarah. Sekolah sendiri terbangun ketika masih baru ketimbang
pesantren. Sekolah dibangun ketika masa zaman kolonialisme, sedangkan pesantren
didirikan oleh zamannya wali penyebar islam.
Kita patut berbangga memiliki
model institusi pendidikan yang lahir dalam kebudayaan kita sendiri, yaitu
pondok pesantren. atas kebangga itu, jokowi akan memperjuangkan pesantren
sebagai alat mencerdeskan bangsa. Terlihat dengan kampanyenya dulu ingin
menisbatkan salah satu tanggal untuk santri.
Pesantren adalah salah satu kunci mendidik
anak paling ideal dibanding institusi lainnya yang pernah ada. Meski, pesantren
banyak dinilai kolot dan tidak mampu memberikan kelebihan dalam hidup. Anggapan
Mereka, kalau pesantren masih dinilai seperti itu salah besar. Karena pesantren
mampu menggunakan metodelagi lebih canggih dibanding dengan yang ada dalam
sekolahan. Dengan tanap buta realitas pesantren mampu menjadi kuci utama
mendidik santri yang memiliki kualitas terdepan. Uangkapan paling tepat adalah pesantren
telah menuju ke pusat sana. Negara ini banyak orang penting lahir dalam
institusi Pesantren. pesantren mampu mendominasi dalam wacana nasional. Kita
akan melihat tokoh-tokoh cendikiawan, politikus, pejabat tinggi, mentri semua
ada perwakilan sampai presiden sekalipun dari pesantren. Memang pesantren
adalah kunci paling utama untuk mendidik anak bisa menjadi hebat.
Disamping memberikan
pelajaran pesantren juga mampu memberikan pelatihan kepada semua santri tentang
etika, termasuk tanggung jawab yang saat ini sangat mendesak ada dalam
kehidupan rakyat negeri ini. lingkungan pesantren mengajarkan santri untuk
memiliki rasa tanggung jawab tinggi, meski dalam formalitas pendidikan tanggung
jawab tidak ada ajaran secara langsung, namun karena sudah secara berbondonglah
tanggung jawab akan muncul sendiri. Lihatlah ketika adzan memanggil mereka
untuk sholat, semua santri akan berbondong-bondong menuju masjid untuk
melakukan pendekatan kepada sang pencipta. Tidak lupa, kita akan melihat
kesetnya santri akan hilang dengan adanya santri lain yang mengajak untuk
melakukan “solat”. Benarlah kalau dalam pesantren akan ada sikap “kapewuh”
kalau bertindak melanggar aturan adat.
Tanggung jawab sosial tanpa
adanya konsep yang diajarkan dalam pensantren sudah terbentuk sendiri. manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial, Dalam interaksi dengan makhluk lain. seorang
manusia memiliki berbagai problematika yang begitu besar sehingga tanpa dinyana
menyertakan berbagai syarat dan ketentuan yang sudah tercipta tersendiri. Yaitu
keterbatasan dalam interaksi sosial. Kita kan kenal dalam pesantren tentang
kesadaran dalam diri atas nama tanggung jawab sosial.
kesadaran
Kesadaran terbentuk melalui
lingkungan sosial pesantren. Kesadaran terbentuk melalui tanggung jawab sosial
dalam interaksi dengan santri lain. mungkin kesadaran lahir bukan karena
kesadaran secara langsung dalam dirinya, namun melalui keterkaitan antar interaksi
sosial akan membentuk suatu kapewuh dan dari keterpaksaan akan terjadi
kebiasaan. Kebiasaan kesadaran ini akan lama kelamaan melekat dalam diri setiap
santri.
Kesadaran yang sudah melekat
akan menciptakan suatu kebiasaan yang sulit akan hilang dalam dirinya.
kebiasaan yang baik tersebut akan membentuk seorang santri menjadi pencinta
ilmu. Mencintai adalah suatu rasa yang sudah tidak akan mati. Sehingga
kecintaannya dalam ilmu akan terbawa sampai akhir hayat.
pengajaran
Dalam pondok pesantren sendiri
mengajarkan berbagai kitab klasik yang sering di kuliti oleh kyai. Dalam
pengajaran kitab biasanya guru sebagai center akan pengajian itu. Bukan
berarti kyai yang menyetir semua ilmu yang ada di kitab namun, santri diminta
untuk selalu menafsirkan ulang yang ada dalam kitab. Hal, inilah yang kerap
salah dipahami (delusi) dalam kritikan tentang pesantren. Kiyai telah paham
lebih jauh akan sikapnya. Acungan jari akan mengakibatkan santri yang tidak
sesuai dengan pendapat sang kyai akan mendaapat cercaan dari santri lain. hal
inilah yang “emoh” kyai lakukan.
Meski, mempelajari
kitab-kitab kuno. Tak jarang bahasa asing mengendap-endap menjadi primadona
bagi setiap santri. Biasanya, santri yang suka belajar inggris terular dari
sekolahan umum yang diajarkan dalam kelas. Hal inilah berakibat menularlkan
santri lain bergerak dalam mencari pengasahan komunikasi, meski bahasanya orang
“kafir” sekalipun. Itulah animo santri
gairah belajar bahasa asing. Bahasa asing kesukaan santri biasanya yang berbahasa
inggris, bahasa arab dan lain-lain.
Dengan sikap animo dalam
mencari ilmu santri kerap naglor ngidul menghinggapi kota-kota besar untuk
santri di kampus-kampus. Inilah yang nantnya di sebut nurcholis madjid sebgaai
santri urban. Santri urban biasanya santri model Nahdlatul Ulama (NU), tidak
cocok untuk santri Ahmad Dahlan. Karena santri Muhammadiyah tidak memiliki
syarat urban. Karena sudah berasal dari kota-kota besar.
Santri memiliki kehidupan
sendiri. mereka selalu berkomplotan dan selalu hidup berdampingan tanpa pernah
ada suatu tekanan yang kadang menyiksa “otak” mereka. Karena “otak” mereka akan
dimuntahkan dengan secarik kertas berisi pertanyaan dari guru atau pihak
sekolahan. Jadi ayo nyantri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar