Sabtu, 24 Januari 2015

PENELITIAN SEDEKAH BUMI



PENELITIAN SEDEKAH BUMI

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Bu Farida Ulyani
  



Disusun Oleh :
Irfan Maulana ( 1410110363 )


                                                                    
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/PAI
2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia, Allah telah menciptakan bumi dengan segala isinya dan Allah juga yang telah menjaganya, dengan berbagai perubahan musim yang telah mempengaruhi siklus bumi agar seimbang dan berbagai fenomena Alam lain yang kadang manusia tak dapat menyadari bahwa semua itu menunjukkan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan bumi dengan segala isinya yaitu dengan melaksanakan ritual upacara sedekah bumi.
Upacara Sedekah bumi merupakan sebuah ritual yang biasanya di lakukan oleh masyarakat jawa, sedekah bumi berarti menyedekahi bumi atau niat bersedekah untuk kesejahteraan bumi.Bersedekah adalah hal yang sangat di anjurkan, selain sebagai bentuk dari ucapan syukur atas segala nikmat yang telah di berikan Allah, bersedekah juga dapat menjauhkan diri dari sifat kikir dan dapat pula menjauhkan diri dari musibah.Melihat dari semua itu, sungguh sangat perlu untuk melaksanakan ritual sedekah bumi.Bumi yang hakikatnya sebagai tempat hidup dan bertahan hidup bagi semua makhluk yang ada didalamnya, sudah selayaknya kita sebagai manusia yang sejatinya adalah khalifah atau pemimpin di muka bumi ikut menjaga dan mendo’akan agar keselamatan dan kesejahteraannya terjaga. Bila bumi sejahtera, tanah subur, tentram, tidak ada musibah, maka kehidupan di bumi pun akan terjaga dan manusia pun pada akhirnya yang memetik dan menikmati kesejahteraan itu.

B.     Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk lebih mengarahkan pada penelitian ini, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian.Adapun batasan dalam penelitian ini adalah deskripsi upacara adat Sedekah Bumi yang meliputi prosesi pelaksanaan upacara, tujuan upacara, manfaat upacara, serta pihak-pihak yang terlibat dalam upacara.Sedangkan yang berkaitan dengan pembahasan atau analisis hanya mencakup mengenai tujuan, simbol dan makna upacara bagi masyarakat, dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Bertitik tolak dari ruang lingkup penelitian, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Mengapa diadakan Upacara Sedekah Bumi di Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak?
2. Bagaimana bentuk pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi di Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak?
3. Apa Manfaat pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi menurut masyarakat Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak?

C.    Kerangka Teori
            Dalam kerangka penelitian saya menggunakan  teori yang dikemukakan oleh neuman karena teori ini sangat cocok dengan penelitian yang saya lakukan yaitu teori tingkat mikro level, dalam tingkatan ini penjelasan hanya terbatas pada peristiwa yang berskala kecil, baik dari sisi waktu, ruang, maupun jumlah orang. Seperti dalam sosiologi dikenal dengan teori “ face work “ erving goffman yang mengkaji kegiatan ritual.

D.   Metode Penelitian
      1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
            Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data dilapangan. Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan bersifat deskriptif, yaitu penelitiaan yang memaparkan data secara sistematis dan faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan dan fenomena yang diselidiki.[1]


      2. kehadiran peneliti
            Pada penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat dipentingkan dan bertindak sebagai instrumen kunci pengumpulan data, sedangkan instrumen lain hanya sebagai penunjang. Penelitian kualitatif menghendaki peneliti atau dengan bantuan orang lain sebagai alat utama pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan.[2]
       3. lokasi penelitian
     Peneliti memilih Desa Dempet kab. Demak sebagai tempat penelitian. Penelitian lembaga ini karena adanya kesesuaian dengan topik yang peniliti pilih.
       4. sumber data
     Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh.[3] Dalam bukunya metodologi penelitian kualitatif. Moleong mengutip pendapat lofland dan lofland, bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen lain-lain. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, memanfaatkan dua sumebr, yaitu manusia dan non manusia.[4]
      5. teknik pengumpulan data
            Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan tiga (3) metode : metode observasi, metode interview, dan metode dokumentasi.
a) metode observasi yaitu sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode tersebut penulis menggunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan fasilitas baik berupa fisik, sarana prasarana, serta administrasi sekolah pada umumnya yang antara lain letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswanya.
b) metode interview ( wawancara ) yaitu proses percakapan dengan maksud mengontruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang diwawancarai. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang berasal dari kepala sekolah, guru PAI dan pelaksaan shalat siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c)metode dokumenter: cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat lemah teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter.
      6. teknik analisis data
            Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistemtis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuanya dapat didinformasikan kepada orang lain.[5] Analisis data yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya ke dalam unit-unit, melakuakan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang dipelajari untuk membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.



BAB II
PEMBAHASAN

Sedekah bumi adalah sebuah upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa, yang pelaksanaannya diikuti oleh seluruh warga desa dan setiap masing-masing orang membawa “berkat” atau sebuah nasi dengan lauk pauknya dari rumah. Kemudian warga berkumpul di “Balai desa”.Menurut bapak Sudirman Pada zaman dahulu sebelum ada “Balai Desa” Upacara sedekah bumi dilaksanakan di rumah kepala desa/Lurah, tetapi ketika sudah ada “Balai Desa” maka acara dilaksanakan di “Balai desa”. “balai desa” adalah sebuah tempat yang dipergunakan oleh perangkat desa untuk melayani administrasi warga dan dipergunakan warga masyarakat untuk berkumpul ketika akan mengadakan musyawarah desa. Tradisi sedekah bumi ini rajin digelar warga setiap setahun sekali yaitu Sedekah bumi dilaksanakan pada bulan “Apit” atau Dzul Qa’dah yaitu menurut penanggalan masehi jatuh pada bulan oktober sesudah tanggal 10, namun bisa disesuaikan dengan waktu panen raya.[6]

Pelaksanaan upacara sedekah bumi yang diselenggarakan oleh  masyarakat Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak merupakan usaha masyarakat setempat untuk menjaga keseimbangan alam, manusia menjaga hubungan dengan penguasa alam (hablum minallah) dan menjaga hubungan dengan sesama manusia  (hablum minannas). Hal ini dipertegas Robertson Smith bahwa upacara religi atau agama, yang biasanya dilaksanakan oleh banyak warga masyarakat pemeluk religi atau agama yang bersangkutan bersama-sama mempunyai fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas masyarakat.
  Di tradisi sedekah bumi ini katanya ada keasyikan tersendiri karena dapat berkumpul bersama dengan kerabat dekat dan teman-teman untuk menikmati makanan yang disediakan dan dapat menikmati jajanan pasar. Dan dengan adanya acara ini suasana keakraban antara satu sama lain akan lebih erat, baik itu dengan sanak keluarga, kerabat atau teman, dan juga dengan masyarakat sekitar atau di sebut juga dengan tetangga.
 Sedekah bumi di Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabuten demak tidak ada yang spesial, para warga sekitar memperingatinya dimushola-mushola dimasing-masing RT, dengan membawa makanan yang dibawa dari rumah untuk nantinya dimakan bersama dimushola. Kegiatannya dimulai dengan ceramah atau kultum acara selanjutnya yaitu tahlilan dan berdoa bersama. Menurut warga sekitar kegiatan sedekah bumi seperti ini untuk bersedekah kepada bumi dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT  tidak perlu yang aneh-aneh seperti arak-arakan, atau seperti orang pesisir yang membuang makanan kelaut atau yang lainya. Menurut saya pribadi hal seperti ini cukup efisen karena tidak perlu membutuhkan uang bnyak untuk kegiatan sedekah bumi dengan cara yang telah dilakukan warga di Desa Dempet itu sudah cukup yang terpenting bukan bagaimana cara kita melakukan sedekah bumi tapi bagaimana cara kita mensyukuri nikmat yag telah dierikan oleh Allah SWT.
Pada masyarakat Jawa, tradisi yang berkaitan dengan peristiwa kelahiran, kematian dan perkawinan, serta berbagai peristiwa lainnya ternyata banyak ragamnya.Berbagai tradisi itu secara turun temurun dilestarikan oleh para pendukungnya dengan berbagai motivasi dan tujuan yang tidak lepas dari pandangan hidup masyarakat Jawa pada umumnya. Menurut Mulder, pandangan hidup masyarakat Jawa sangat menekankan pada ketenteraman batin, keselarasan, dan keseimbangan, serta sikap menerima terhadap segala peristiwa yang terjadi sambil menempatkan individu di bawah masyarakat serta masyarakat di bawah alam.
Dalam pelaksanaan upacara sedekah bumi, ada beberapa nilai-nilai yangperlu diwariskan kepada generasi penerus, yaituSikap religius masyarakat, yang tercermin sikap masyarakat yang selalu ingat kepada Allah SWT, sebab alam dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah. Sikap selalu ingat kepada jasa-jasa leluhur atau nenek moyang yang telah mendirikan desa.Dan Sikap hidup rukun saling tolong menolong yang tercermin dari hidup guyub senantiasa terpelihara dalam kehidupan masyarakat Desa Dempet.
Dari hasil penelitian ini dapat dipahami bahwa upacara yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya merupakan tata alam sesuai dengan adat kebiasaan untuk mendapatkan ketenteraman dan keselamatan hidup serta sebagai perwujudan dari keterbatasan kemampuan manusia dalam menghadapi tantangan hidup, baik yang berasal dari diri sendiri atau dari alam sekitarnya.Berbagai upacara yang dilakukan oleh masyarakat bertujuan mengadakan kontak langsung dengan para leluhur, roh-roh, dewa-dewa dan juga dengan Yang Maha Kuasa.











BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1.      Maraknya berbagai tradisi untuk memperingati dan ataupun merayakan peristiwa penting dalam perjalanan hidup manusia dengan melaksanakan serangkaian upacara itu, disamping merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat sekaligus sebagai manifestasi upaya manusia untuk mendapatkan ketenangan rohani.
2.      Ritual sedekah bumi yang selalu dilaksanakan masyarakat Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak merupakan bukti masih kuatnya kepercayaan sebagian orang Jawa terhadap kekuatan-kekuatan dunia gaib, sekalipun mereka saat ini sudah memasuki era modern.
3.      Upacara sedekah bumi di Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak bermanfaat sebagai sarana untuk mempertahankan dan melestarikan tradisi yang ada dalam masyarakat.
B.     Saran
Upacara Sedekah Bumi merupakan salah satu bentuk ritual warisan nenek moyang masyarakat Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak yang sudah mengalami perpaduan dengan ajaran agama islam sehingga harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya  karena tujuan diselengarakan upacara sedekah bumi adalah agar Allah SWT selalu memberi kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman, dan dijauhkan dari segala malapetaka. Semoga Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara sedekah bumi dapat dijadikan sebagai nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh generasi muda penerus bangsa, yaitu sikap gotong royong, demokratis, dan kearifan budaya Jawa yang terdiri dari eling sangkan paraning dumadi, mikul dhuwur mendem jero, rukun agawe santoso.Yang pada intinya adalah “kita harus mengingat asal-usul agar kehidupan kita menjadi rukun dan tentram.”
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. 1998. Pengantar Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah.Yogyakarta : IKIFA Press. hlm. 20.
Buchari, Ibrahim. 1983. Sejarah Masuknya Islam dan Proses Islamisasi di Indonesia (Terjemahan). Jakarta: FIS UI.
Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya.
Kartodirjo, Suyatno. 1990. Pengkajian Sejarah Mengenai Kebudayaan Daerah dan Pengembangan (Laporan Penelitian). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Gramedia. hlm.163.
Koentjaraningrat.1981. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Mulder, Niels. 1981. Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Renier, G.J.J. 1997. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm.113.
Sardjono, Maria A. 1992. Paham Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Slamet, DS. 1984. Upacara Tradisional Dalam Kaitannya Peristiwa Kepercayaan. Depdikbud.
Subagya, Rahmat. 1987. Kepercayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius.



[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005).hlm.60.
[2] Margono, Metode Penelitian Pendidikan ( Jakarta: PT Renika Cipta ),hlm.38.
[3]Lexy J.Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002 )1
[4]Ibid.17
[5]Sugiono, Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006),hlm,334.
[6]Kartodirjo, Suyatno. 1990. Pengkajian Sejarah Mengenai Kebudayaan Daerah dan Pengembangan (Laporan Penelitian). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar