Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam
Dosen
Pengampu : Bu Farida Ulyani
Disusun Oleh :
Irfan Maulana (
1410110363 )
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/PAI
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di
anugerahkan kepada seluruh umat manusia, Allah telah menciptakan bumi dengan
segala isinya dan Allah juga yang telah menjaganya, dengan berbagai perubahan
musim yang telah mempengaruhi siklus bumi agar seimbang dan berbagai fenomena
Alam lain yang kadang manusia tak dapat menyadari bahwa semua itu menunjukkan
kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, salah satu bentuk rasa
syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan bumi dengan segala isinya yaitu
dengan melaksanakan ritual upacara sedekah bumi.
Upacara Sedekah bumi merupakan sebuah ritual yang biasanya
di lakukan oleh masyarakat jawa, sedekah bumi berarti menyedekahi bumi atau
niat bersedekah untuk kesejahteraan bumi.Bersedekah adalah hal yang sangat di
anjurkan, selain sebagai bentuk dari ucapan syukur atas segala nikmat yang
telah di berikan Allah, bersedekah juga dapat menjauhkan diri dari sifat kikir
dan dapat pula menjauhkan diri dari musibah.Melihat dari semua itu, sungguh
sangat perlu untuk melaksanakan ritual sedekah bumi.Bumi yang hakikatnya
sebagai tempat hidup dan bertahan hidup bagi semua makhluk yang ada didalamnya,
sudah selayaknya kita sebagai manusia yang sejatinya adalah khalifah atau
pemimpin di muka bumi ikut menjaga dan mendo’akan agar keselamatan dan
kesejahteraannya terjaga. Bila bumi sejahtera, tanah subur, tentram, tidak ada
musibah, maka kehidupan di bumi pun akan terjaga dan manusia pun pada akhirnya
yang memetik dan menikmati kesejahteraan itu.
B. Pembatasan dan Perumusan
Masalah
Untuk lebih mengarahkan pada penelitian
ini, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian.Adapun batasan dalam penelitian
ini adalah deskripsi upacara adat Sedekah Bumi yang meliputi prosesi
pelaksanaan upacara, tujuan upacara, manfaat upacara, serta pihak-pihak yang
terlibat dalam upacara.Sedangkan yang berkaitan dengan pembahasan atau analisis
hanya mencakup mengenai tujuan, simbol dan makna upacara bagi masyarakat, dan
nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Bertitik tolak dari ruang lingkup penelitian, maka peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Mengapa diadakan Upacara Sedekah Bumi di Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak?
2.
Bagaimana bentuk pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi di Desa Dempet
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak?
3.
Apa Manfaat pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi menurut masyarakat Desa Dempet
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak?
C.
Kerangka Teori
Dalam
kerangka penelitian saya menggunakan
teori yang dikemukakan oleh neuman karena teori ini sangat cocok dengan
penelitian yang saya lakukan yaitu teori tingkat mikro level, dalam tingkatan
ini penjelasan hanya terbatas pada peristiwa yang berskala kecil, baik dari
sisi waktu, ruang, maupun jumlah orang. Seperti dalam sosiologi dikenal dengan
teori “ face work “ erving goffman yang mengkaji kegiatan ritual.
D. Metode
Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis
Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan
penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data dilapangan. Sedangkan
pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan bersifat
deskriptif, yaitu penelitiaan yang memaparkan data secara sistematis dan
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan dan fenomena yang
diselidiki.[1]
2. kehadiran peneliti
Pada
penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat dipentingkan dan bertindak
sebagai instrumen kunci pengumpulan data, sedangkan instrumen lain hanya
sebagai penunjang. Penelitian kualitatif menghendaki peneliti atau dengan
bantuan orang lain sebagai alat utama pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan
agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada
dilapangan.[2]
3. lokasi penelitian
Peneliti memilih Desa Dempet kab. Demak sebagai
tempat penelitian. Penelitian lembaga ini karena adanya kesesuaian dengan topik
yang peniliti pilih.
4. sumber data
Sumber data adalah subyek dari mana data
diperoleh.[3]
Dalam bukunya metodologi penelitian kualitatif. Moleong mengutip pendapat
lofland dan lofland, bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
lain-lain. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, memanfaatkan dua sumebr,
yaitu manusia dan non manusia.[4]
5. teknik pengumpulan
data
Untuk mengumpulkan data, penulis
menggunakan tiga (3) metode : metode observasi, metode interview, dan metode
dokumentasi.
a) metode observasi
yaitu sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Metode tersebut penulis menggunakan untuk
memperoleh data yang berkenaan dengan fasilitas baik berupa fisik, sarana
prasarana, serta administrasi sekolah pada umumnya yang antara lain letak
geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswanya.
b) metode interview (
wawancara ) yaitu proses percakapan dengan maksud mengontruksi mengenai orang,
kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang
dilakukan dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang
diwawancarai. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang
berasal dari kepala sekolah, guru PAI dan pelaksaan shalat siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
c)metode dokumenter:
cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip dan termasuk
juga buku-buku tentang pendapat lemah teori, dalil atau hukum-hukum, dan
lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik dokumenter
atau studi dokumenter.
6. teknik analisis data
Analisis data
kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistemtis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat mudah difahami dan temuanya dapat didinformasikan kepada orang lain.[5]
Analisis data yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya ke
dalam unit-unit, melakuakan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang dipelajari untuk membuat kesimpulan yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Sedekah bumi adalah sebuah upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat
Jawa, yang pelaksanaannya diikuti oleh seluruh warga desa dan setiap
masing-masing orang membawa “berkat” atau sebuah nasi dengan lauk pauknya dari
rumah. Kemudian warga berkumpul di “Balai desa”.Menurut bapak Sudirman Pada
zaman dahulu sebelum ada “Balai Desa” Upacara sedekah bumi dilaksanakan di
rumah kepala desa/Lurah, tetapi ketika sudah ada “Balai Desa” maka acara
dilaksanakan di “Balai desa”. “balai desa” adalah sebuah tempat yang
dipergunakan oleh perangkat desa untuk melayani administrasi warga dan
dipergunakan warga masyarakat untuk berkumpul ketika akan mengadakan musyawarah
desa. Tradisi sedekah bumi ini rajin digelar warga setiap setahun sekali yaitu
Sedekah bumi dilaksanakan pada bulan “Apit” atau Dzul Qa’dah yaitu menurut penanggalan masehi jatuh pada
bulan oktober sesudah tanggal 10, namun bisa disesuaikan dengan waktu panen
raya.[6]
Pelaksanaan upacara sedekah bumi yang
diselenggarakan oleh masyarakat Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten Demak merupakan
usaha masyarakat setempat untuk menjaga keseimbangan alam, manusia menjaga
hubungan dengan penguasa alam (hablum minallah) dan menjaga
hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas). Hal ini dipertegas
Robertson Smith bahwa upacara religi atau agama, yang biasanya dilaksanakan oleh
banyak warga masyarakat pemeluk religi atau agama yang bersangkutan
bersama-sama mempunyai fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas
masyarakat.
Di tradisi sedekah bumi ini katanya ada keasyikan
tersendiri karena dapat berkumpul bersama dengan kerabat dekat dan teman-teman
untuk menikmati makanan yang disediakan dan dapat menikmati jajanan pasar. Dan
dengan adanya acara ini suasana keakraban antara satu sama lain akan lebih
erat, baik itu dengan sanak keluarga, kerabat atau teman, dan juga dengan
masyarakat sekitar atau di sebut juga dengan tetangga.
Sedekah bumi di Desa Dempet Kecamatan Dempet
Kabuten demak tidak ada yang spesial, para warga sekitar memperingatinya
dimushola-mushola dimasing-masing RT, dengan membawa makanan yang dibawa dari rumah
untuk nantinya dimakan bersama dimushola. Kegiatannya dimulai dengan ceramah
atau kultum acara selanjutnya yaitu tahlilan dan berdoa bersama. Menurut warga
sekitar kegiatan sedekah bumi seperti ini untuk bersedekah kepada bumi dan
mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT tidak perlu yang aneh-aneh seperti
arak-arakan, atau seperti orang pesisir yang membuang makanan kelaut atau yang
lainya. Menurut saya pribadi hal seperti ini cukup efisen karena tidak perlu
membutuhkan uang bnyak untuk kegiatan sedekah bumi dengan cara yang telah
dilakukan warga di Desa Dempet itu sudah cukup yang terpenting bukan bagaimana
cara kita melakukan sedekah bumi tapi bagaimana cara kita mensyukuri nikmat yag
telah dierikan oleh Allah SWT.
Pada masyarakat Jawa, tradisi yang
berkaitan dengan peristiwa kelahiran, kematian dan perkawinan, serta berbagai
peristiwa lainnya ternyata banyak ragamnya.Berbagai tradisi itu secara turun
temurun dilestarikan oleh para pendukungnya dengan berbagai motivasi dan tujuan
yang tidak lepas dari pandangan hidup masyarakat Jawa pada umumnya. Menurut Mulder, pandangan hidup
masyarakat Jawa sangat menekankan pada ketenteraman batin, keselarasan, dan
keseimbangan, serta sikap menerima terhadap segala peristiwa yang terjadi
sambil menempatkan individu di bawah masyarakat serta masyarakat di bawah alam.
Dalam pelaksanaan upacara sedekah bumi, ada
beberapa nilai-nilai yangperlu diwariskan kepada generasi penerus, yaituSikap religius
masyarakat, yang tercermin sikap masyarakat yang selalu ingat kepada Allah SWT,
sebab alam dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah. Sikap selalu
ingat kepada jasa-jasa leluhur atau nenek moyang yang telah mendirikan desa.Dan
Sikap hidup rukun saling tolong menolong yang tercermin dari hidup guyub
senantiasa terpelihara dalam kehidupan masyarakat Desa Dempet.
Dari hasil penelitian ini dapat
dipahami bahwa upacara yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya merupakan
tata alam sesuai dengan adat kebiasaan untuk mendapatkan ketenteraman dan
keselamatan hidup serta sebagai perwujudan dari keterbatasan kemampuan manusia
dalam menghadapi tantangan hidup, baik yang berasal dari diri sendiri atau dari
alam sekitarnya.Berbagai upacara yang dilakukan oleh masyarakat bertujuan
mengadakan kontak langsung dengan para leluhur, roh-roh, dewa-dewa dan juga
dengan Yang Maha Kuasa.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1.
Maraknya berbagai tradisi untuk memperingati dan ataupun merayakan peristiwa
penting dalam perjalanan hidup manusia dengan melaksanakan serangkaian upacara
itu, disamping merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat sekaligus sebagai
manifestasi upaya manusia untuk mendapatkan ketenangan rohani.
2.
Ritual sedekah bumi yang selalu dilaksanakan masyarakat Desa Dempet
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak merupakan bukti masih kuatnya kepercayaan sebagian orang
Jawa terhadap kekuatan-kekuatan dunia gaib, sekalipun mereka saat ini sudah
memasuki era modern.
3.
Upacara sedekah bumi di Desa Dempet
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak bermanfaat sebagai sarana untuk
mempertahankan dan melestarikan tradisi yang
ada dalam masyarakat.
B.
Saran
Upacara Sedekah Bumi merupakan salah satu bentuk ritual
warisan nenek moyang masyarakat Desa Dempet Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak yang sudah mengalami perpaduan
dengan ajaran agama islam sehingga harus dipertahankan dan dilestarikan
keberadaannya karena tujuan diselengarakan upacara sedekah bumi adalah agar
Allah SWT selalu memberi kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman, dan dijauhkan
dari segala malapetaka.
Semoga Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara sedekah bumi dapat
dijadikan sebagai nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh generasi muda penerus bangsa, yaitu sikap
gotong royong, demokratis, dan
kearifan budaya
Jawa yang terdiri dari
eling sangkan paraning dumadi, mikul dhuwur mendem jero, rukun agawe
santoso.Yang pada
intinya adalah “kita harus mengingat asal-usul agar kehidupan kita menjadi
rukun dan tentram.”
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,
Dudung. 1998. Pengantar Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah.Yogyakarta
: IKIFA Press. hlm. 20.
Buchari,
Ibrahim. 1983. Sejarah Masuknya Islam dan Proses Islamisasi di Indonesia
(Terjemahan). Jakarta: FIS UI.
Geertz,
Clifford. 1983. Abangan, Santri, dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa.
Jakarta: Pustaka Jaya.
Kartodirjo,
Suyatno. 1990. Pengkajian Sejarah Mengenai Kebudayaan Daerah dan
Pengembangan (Laporan Penelitian). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Koentjaraningrat.
1997. Metode-metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Gramedia. hlm.163.
Koentjaraningrat.1981.
Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Mulder,
Niels. 1981. Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Renier,
G.J.J. 1997. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. hlm.113.
Sardjono,
Maria A. 1992. Paham Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Slamet, DS. 1984. Upacara Tradisional Dalam
Kaitannya Peristiwa Kepercayaan. Depdikbud.
Subagya,
Rahmat. 1987. Kepercayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius.
[1] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode
Penelitian Pendidikan ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005).hlm.60.
[3]Lexy J.Moleong Metodologi
Penelitian Kualitatif ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002 )1
[4]Ibid.17
[5]Sugiono, Metodologi Penelitian
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2006),hlm,334.
[6]Kartodirjo, Suyatno. 1990. Pengkajian Sejarah Mengenai
Kebudayaan Daerah dan Pengembangan (Laporan Penelitian). Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar