Senin, 09 Februari 2015

SEKOLAH PENGGERAK INOVASI



SEKOLAH PENGGERAK INOVASI
Sekolah memiliki peran central untuk membentuk anak menjadi seseorang yang memiliki daya juang kreatif tinggi. Dengan tujuan itu sekolah akan semakin maju tanpa mengenal banyak omong kosong dalam melihat realitas di sekililingnya. Sekolah akan menjadi penggerak dalam peradaban manusia agar bisa semakin progresif dalam melihat dunia. Untuk itu sekolah harus memiliki sumber daya alam yang harus berjiwa demikian agar mencipta seperti itu. Ayo kita bahas satu demi persatu faktor penggerak majunya suatu sekolah.
Pertama,  sekolah sendiri. sekolah harus berada di daerah strategis. Sekolah yang berada di daerah rawan banjir akan semakin membenamkan sekolah itu sendiri. soalnya indonesia memiliki dua musim yaitu panas dan hujan. Apabila pada musim hujan akan senantiasa kebanjiran. Akibat dari kebanjiran siswa atau siswa akan senantiasa kembali kerumah masing-masing karena tidak dapat berjalan kegiatan belajar mengajar (KBM).
 Untuk itu sekolah harus benar-benar berada dalam daerah strategis. Daerah startegis akan memberikan dampak positif.  Informasi akan senantiasa datang tanpa henti dengan menempatkan sekolah berada dalam keramaian. Sekolah terpencil akan senantiasa kalah informasi dari sekolah yang berada dalam kota atau daerah yang “gampang” dilalui oleh kendaraan. Kemudahan senantiasa mengikuti ketika sekolah mau terbuka pada dunia. Daerah terbuka pun senantiasa akan semakin membuka daya inovatif setiap siswa. Karena siswa akan melihat dunia penuh tantangan. Dengan begitu pikirannya akan senantiasa untuk berinovasi lebih agar mau lebih mengeksplorer bakatnya.
Kedua, guru yang profesional. Faktor paling sentral adalah guru ini dalam membentuk siswa yang memiliki kompetensi optimal. Siswa akan ambruk kalau guru tidak mampu mengajaran sesuai dengan tugas yang sedang ditanggung jawabkan. Guru memiliki sentral paling sentral. Karena dengan daya inovatif dan mampu memotivasi siswanya akan senantiasa menjadikan siswa tidak lagi mengentengkan potensi dalam dirinya. Untuk itu, keprofesionalan guru sangat dibutuhkan oleh siswa agar mampu menjadikan sswa senantiasa menyerap berbagai ilmu yang telah diberikan.
Guru harus lihai dalam berkemimpinan.

interaksi kegiatan belajar mengajar dalam kelas



interaksi kegiatan belajar mengajar dalam kelas
OLEH : MUHAMMAD ABDUL MUISY
Sekolah adalah institusi yang memberikan sejumlah penawaran ilmu kepada para siswa. Sekolah menurut Ki Hajar Dewantara sebagai taman siswa. Dimana selayaknya taman, sekolah harus memiliki interaksi dan senang belajar dalam gedung sekolahan. Dengan menerapkan sekolah yang diamanatkan bapak pendidikan, murid senantiasa senang duduk dibangku kelas dan mengikuti belajar mengajar tanpa tekanan dari manapun, karena sekolahnya adalah taman yang indah. Taman buat mengetahui semua keindahan ilmu yang ada disekitarnya.
Menerapkan amanat ki hajar dewntara kelihatannya mudah dan meyenangkan dalam pendidikan, tetapi nyatanya keindahan isapan jempol semata tentang konsep sekolahan warisan salah satu founding father itu. gembar-gembor mengubah pola interaksi mendidik disuarakan oleh ahli-ahli pendidikan. pemerintah akhirnya mengeluarkan kurikulum baru. Kurikulum 2013 menjadikan produk baru  mengubah gaya pendidikan pengajaran yang seperti meminjam istilah pauolo freire model bank, atau top-down.
Murid dalam sekolahan seperti sami na waato’na. Artinya murid hanya mendengarkan dan pasif dalam kegiatan belajar menagajar. Mereka hanya menjadi seperti gelas yang nasibnya tidak lebih hanya pasrah diisi air. Kalau gurunya buta ( tidak peka) terhadap kemampuan siswanya, guru cuek bebek tidak peduli kepada pemahaman setiap siswanya. Mereka ( guru ) terus mengisi tanpa mau berhenti meski sisiwa tidak memiliki kemampuan menampungnya. Inilah realita kependidikan kita kalau tidak diurai dan dicari solusi, pendidikan kita tidak akan ada perubahannya sama sekali.
Dampak mengenai kekecewaan terhadap sekolahan sudah beberapa kali terjadi. Sejumlah sisiwa SMA di demak membolos sekolah. Mereka tertangkap  petugas saat main ps disalah satu rentalan di daerah demak (SM/lupa tanggal).tertangkapnya sejumlah anak memakai seragam memberi indikasi kalau sekolah membosankan bagi sisiwa. Mereka tidak nyaman di sekolahan. Apa yang menurut sejumlah ahli tetang sekolahan menyenangkan sulit dilihat dalam implementasinya. Maka, perlu sejumlah sekolahan, khusunya para guru dan sejumlah petugas sekolah menerapkan budaya interaksi dalam memberikan layanan kepada sisiwa.
Pendidikan yang menerapkan kurikulum 2013 memberikan apresiasi lebih kepada siswa untuk aktif kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai fasilisator saja dalam perannya mengajar. Bukan berarti guru diam saja melihat siswanya semerawut mengerjakan atau memahami sejumlah materi ataupun rumus. Namun, lebih ditekankan mengamati seluruh kegiatan siswa di dalam kelas.
Interaksi dibutuhkan setiap pendidik dengan peserta didik agar terciptanya kehangatan dalam proses pendidikan. kedekatan ataupun kenyamanan yang telah hangat akan menjadikan siswa semakin dekat pada pendidiknya. Pada akhirnya timbal balik rasa akan dimiliki keduanya.
Interaksi sendiri dalam kamus KBBI diartikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan pengetian interaksi diatas dapat diterapkan oleh guru digunakan mengajar peserta didiknya.
Guru harus menjadi fasilisator yang baik. Guru dalam kegiatan belajar mengajar haruslah memiliki kecermatan dalam mengajar. Dengan memberikan sejumlah penjelasan di awal baru nanti setelah dianggap paham, guru baru memberikan sejumlah pertanyaan ataupun menyuruh siswa untuk mengerjakan soal yang telah ada dibuku panduan. Gurupun harus siap siaga mendampingi murid yang tidak paham dengan sejumlah materi. Jangan sampai guru hanya menerangkan dan cuek menanggapi seluruh pertanyaan yang ditimpalkan kepadanya.
 Sikap eksplorasi semua potensi harus seluruhnya dikeluarkan. Guyonan segar dapat diberikan sisiwa agar tidak pening ketika menerima pelajaran berat. Contohnya seperi Matematika, IPA, IPS ataupun Agama mampu diberikan dalam kemasam guyonan apik yang mampu membangkitkan selera belajar siswa lagi.
Tidak lupa, semua guru harus mampu mengaitkan semua pelajaran yang berhubungan dengan akhlak. Dengan maraknya aksi tawuran, budaya seks dilingkungan sekolah, dan sejumlah kerusakan moral yang banyak itu menjadikan semua elemen guru harus atau wajib hukumnya membuat ide brilian agar siswa tidak kering nilai kebaikan. Ini juga bertujuan Agar tidak ada dikotomi antar guru dalam pemebentukan moral siswa.
 Siswa dalam kegiatan belajar mengajar haruslah memiliki interaksi interktif. Agar kegiatan belajar mengajar yang menjadi tujuan dari kurikulum 2013 tercapai. Siswa berani mengacungkan jari apabila kesulitan dalam memahami sejumlah materi. Dengan berani bertanya ketidak pahaman akan menjadi paham atau ketidak tahuan akan menjadi tahu. Bertanya adalah salah satu anugerah yang tak ternilai harganya oleh apapun. Inipun yang dilakukan oleh tokoh sekelas sokrates. Bertanya dan bertanya bila tidak tahu.
Ini sesuai yang dikemukakan  frans magnis suseno (2006: 17-18)  manusia adalah makhluk bertanya. Apapun yang berhadapan dengannya  ditanyakan. Manusia adalah makhluk tidak pernah sampai.tidak ada pengetahuan apa pun yang bisa membuatnya tidak mau bertanya lebih lanjut. Mengapa demikian? Karena manusia butuh pengetahuan. ( usman ali : 75)
Siswa juga harus memiliki pola pendidik sama seprti pendidiknya. Ini bertujuan agar pelajaran yang didapat benar-benar terserap atau tidak. Ketika salah satu siswa ditunjuk maju menerangkan. Pastinya, guru mampu menilai apakah materi ini sudah paham semua ataukah perlu menahan sebentar agar kembali diulangi.Cara ini paling efektif untuk mengetahui sejumlah mana siswa memahami materi. Meski, memakan waktu lama, tapi tidak ada salahnya dengan tujuan utama pendidikan, bahwa bukan penyelesaian materi secara ngebut tapi hasil nol. Namun pemahamanlah yang diutamakan demi menghasilkan kepuasan belajar .
Siswa dan guru yang ikut aktif menjalankan amanat bapak pendidikan akan menjadikan pendidikan indonesia semakin maju. Anggapan sekolah membosankan dalam mengejar ilmu akan hilang. Siswa akan senang pergi sekolah dari pada nongkrong dijalanan ataupun diwarung internet.
Hilangnya kesakralan guru dalam mengajar. Guru yang tidak dapat dibantah dan diganggu gugat hilang sendirinya. Dengan memakai konsep sekolah adalah taman yang berisi keindahan-keindahan permainan yang mencerdaskan membuat segenap guru siap memomong siswa yang butuh suapan pengetahuan. Dengan ini interaksi kegiatan belajar mengajar  akan tercipta sendirinya. Sehingga mampu mewujudkan sekolah adalah taman. Tamannya siswa yang butuh pengetahuan.
Ketika guru bergaul dengan siswa, bukan berarti kewibawaan sebagai pengajar hilang. Malahan eksistensi sebagai guru akan kerap kali terlihat terhormat di mata para siswa. Jadi, jika ada statemen yang mengatkan kedekatan guru dengan siswa sebagai pemunudran kewibawaan adalah salah besar. Jadi, guru harus dekat dengan siswa karena menciptakan kehangatan dalam mengajar adalah tugas guru.